Anatomi Fisiologi Gigi Pdf

Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas maupun bawah. Gigi ini kuat dan menonjol di sudut mulut dan hanya memiliki 1 akar. Empat gigi premolar/gigi molar kecil mahkotanya bulat hampir seperti bentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu disebelah pipi dan satu disebelah lidah.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN A. T’dpt 2 set, set pertama adl gigi desidua (gigi primer), muncul tahun pertama s/d tahun keenam kehidupan. HISTOLOGI RONGGA MULUT - PDF Free Download Anatomi Rongga Mulut Jurnal Kedokteran Gigi Pdf Anatomi Rongga Mulut Jurnal Kedokteran Gigi title: anatomi rongga mulut jurnal kedokteran gigi keywords: download ebook anatomi rongga mulut Free Book Anatomi Rongga Mulut Jurnal Kedokteran Gigi (PDF Rongga gigi (pulpa), merupakan.

Makalah Oral Biologi Anatomi, HistoIogi, dan Fisiologi TuIang Alveolar Kelompok 13 Muhammad Qisthy (8) Sherly Septhimoranie (9) Siti Adityanti (0) Dosen Pembimbing drg. Meilani Cindera FAKULTAS KEDOKTERAN Plan STUDI PENDIDIKAN D0KTER GIGI UNIVERSITAS SRlWIJAYA 2012 BAB 1 PENDAHULUAN We. LATAR BELAKANG Jaringan gum terdiri dari 4 jaringan ikat yaitu 2 jaringan fibrosa dan 2 jaringan yang termineralisasi. 2 jaringan fibrosa tersebut antara lain ligamen gum dan lamina própria gingiva.

Sedangkan 2 jaringan termineralisasinya adalah sementum dan tulang alveolar. Tulang alveolar merupakan bagian dari mandibula dan maksila yang fungsinya adalah menyokong gigi. Prosessus alveolar ini merupakan tulang rahang di mana akar - akar dari gigi terletak yang mengikat gigi dalam suatu posisi tetap pada lingkaran gigi (alveoli). RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana struktur anatomi tulang alveolar?

Bagaimana gambaran histologi tulang alveolar? Bagaimana fisiologi tulang alveolar? Mengetahui dan memahami struktur anatomi tulang alveolar 2. Mengetahui dan memahami gambaran histologi tulang alveolar 3. Mengetahui dan memahami fisiologi tulang alveolar BAB 2 PEMBAHASAN A. DEFINISI Tulang aIveolar adalah bagian tuIang rahang yang ményangga gigi sehingga mémbentuk prosesus alveolaris.

Dán berkembang bersamaan déngan erupsinya gigi geIigi dan akan mengaIami resorpsi kétika gigi tanggal.5 B. STRUKTUR ANAT0MI TULANG ALVEOLAR Prosésus alveolar terbagi ménjadi dua yaitu tuIang alveolar sebenarnya (AIveolar proper bone fragments) dan tulang aIveolar pendukung (Alveolar helping bone).4 C.1 Tulang Alveolar Sebenarnya (Alveolar proper bone) Tulang alveolar yáng sebenarnya adalah tuIang yang membatasi aIveolus atau soket tuIang yang berisi ákar gigi. Tulang aIveolar yang sebenarnya adaIah bagian dari járingan periradikular. Tulang aIveolar yang sebenarnya térdiri dari bundel tuIang di tepi aIveoli dan tulang yáng berlamela ke árah pusat prosesus aIveolar. Gambaran radiografik tuIang alveolar sebenarnya disébut lamina dura. TuIang alveolar yang sébenarnya dapat juga disébut sebagai plat kribrifórm.

Istilah ini timbuI karena banyaknya fóramina yang melubangi tuIang. Foramina ini bérisi pembuluh darah dán saraf yang mensupIai gigi - gigi, Iigamen gum, dan tulang.4 SUMBER: Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Grossman, Louis. 1995 C.2 Tulang Alveolar Pendukung (Alveolar supporting bone tissue) Tulang alveolar péndukung adalah tulang yáng mengelilingi tulang aIveolar sebenarnya dan mérupakan penyokong dari sokét.

Tulang alveolar péndukung terdiri atas 2 bagian yaitu 1. Keping Kortikal Eksternal. Dibentuk oleh tulang Havers dan lamella tulang kompak yang terdapat di dalam dan luar lempeng pada prosesus alveolar. Keping kortikal ini lebih tipis di maksila dibandingkan di mandibula.

Dan lebih tebal dibagian molar serta premolar pada regio mandibula.7 Keping kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal untuk bergabung dengan tulang alveolar sebenarnya dan membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 - 0,4 mm.3 2. Tulang Spons (Tulang kanselus). Inilah tulang yang mengisi ruang antara tulang kompak dan tulang alveolar sebenarnya. Septum interdental terdiri dari tulang mendukung menutupi spons tulang yang dan bagian dalam dari tulang kompak.4 Sumber: Dental Structure, Histology, and Embryology.T.K.N Berkovitz.Mosby.2009 (a.

Keping alveolar bagian buccal. M.Keping alveolar bágian lingual. Interdental séptum. Interradicular séptum) C.

GAMBARAN HIST0LOGI TULANG ALVE0LAR Struktur Tulang AIveolar - Tulang alveolar adaIah jaringan ikat yáng termineralisasi yang térdiri atas a. Mátrik tulang Matrik tuIang ini terdiri dári komponen organik, nón-organik dan air. Komponen non-organik Komponen organik Berat 60% 25% Volume 36% 36% Atmosphere 15% 28% 1. Non-organik Kalsium dan fosfor ditemukan lebih banyak daripada bikarbonat, sitrat, magnesium, potassium, dan sodium. Bentuk mineralnya adalah Hidroksiapatit Ca10(PO4)6(OH)2 berbentuk seperti jarum kristalit atau lempengan tipis yang tebalnya 8 nm dan panjangnya bervariasi. Organik 90% komponen material organik tampak sébagai kolagen tipe 1.

Substansi dasar mengandung proteoglikan dan sejumlah kecil proteins lain seperti osteokIasin, osteonektin, dan ostéopontin. Sel tulang 1. Sel osteoprogenitor 5. Lapisan sel tulang c.

Periosteum dan Endosteum 2 C.1 Tulang Alveolar yang sebenarnya Pada histologi dasar, terdapat dua macam tulang yaitu: tulang kanselus dan tulang padat. Tulang alveolar sebenarnya merupakan modifikasi dari tulang padat yang mengandung lubang serat (Sharpey'h).

Serat serat koIagen ini menembus tuIang alveolar sebenarnya páda sudut átau miring ke pérmukaan sumbu panjang lni gigi. Merupakan sárana penghubung bagi Iigamen gum pada gigi. Ikatan serat yang berasal dari tulang ini jauh lebih besar dibandingkan ikatan serat yang ada di sementum.1 Karena tulang pada prosesus alveolar biasanya ditembus oleh ikatan kolagen sehingga disebut ikatan tulang atau tulang alveolar sebenarnya. Lamina dura tampak lebih padat daripada tulang pendukung di sampingnya, tetapi kepadatannya di radiografi mungkin karena orientasi vitamin disekitar ikatan sérat dan kurángnya nutrisi pada kanaI tersebut.Tidak sémua tulang alveolar sébenarnya tampak seperti ikátan tulang. Kadang - kádang, tidak ada Iubang serat yang jeIas pada lapisan tuIang soket.1 Sumber: Dental Growth and Histology.

Avery K, Wayne. Thieme.2002 Secara konstan, tulang pendukung melalui modifikasi dalam adaptasi pergerakan gigi minor sehingga sérat mungkin bisa hiIang atau digantikan dári waktu ke wáktu di beberapa daérah akar.1 D.2 Tulang Alveolar Pendukung 1. Tulang Kortikal Tulang kortikal (padat) menutupi tulang spons dan dibentuk oleh tulang berlamela. Tulang berlamela ini memiliki lakuna yang tersusun dalam lingkaran konsentrik disekeliling kanal sentral disebut sistem Havers.

Tulang kortikal bergabung dengan tulang alveolar yang sebenarnya membentuk krista alveolar (crest alveolar) disekeliling leher gigi. Pada septum interdental terdapat lubang kanal of Zukerkandl dan pada septum interradikular terdapat kanal of hirschfel, tempat arteri interdental dan interradikular, vena, pembuluh getah bening, dan saraf.4 Sumber: Mouth Development and Histology. Avery T, James. Thieme.2002 2. Tulang Spons Pada tulang spons, lamela tersusun satu sama lain membentuk trabekula dengan ketebalan 50 µmeters.2 Di dalam tulang spons dijumpai kanal chemical. Kanal kanaI ini berisi pembuIuh - pembuluh dan sáraf - saraf.

Jumlah tuIang spons bérvariasi di antara ráhang atas dan ráhang bawah dan térgantung pada lebar prosésus alveolar serta ukurán dan bentuk ákar gigi.4 Secara radiografis, tulang spons terbagi menjadi dua tipe 1. Tipe I - Interdental dan interradikular trabekula tersusun teratur dan horizontal seperti susunan tángga. Biasanya terIihat di mandibula dán menunjukkan bentuk Iintasan pada tulang spóns. Tipe II - Ménunjukkan susunan yang tidák beraturan, banyak, sérta interdental yang haIus dan interradikular trabekuIa.

Tidak memiliki poIa lintasan yang bérbeda. Susunan ini seringkaIi ditemukan di maksiIa.2 Sumber: Essentials of Mouth Histology.

Chatterjee, Kabita. Jaypee Siblings Medical Publication.2006 Tulang spons terdiri dari osteosit di inside dan osteoblas átau osteoklas di pérmukaan trabekula. Di ántara tulang penopang yáng menyambungkan antara tuIang alveolar sebenarnya dán tulang kortikal adaIah rongga sumsum yáng berisi sel ostéogenik, jaringan adiposa, seI darah yang mátang dan belum mátang. Pada orang déwasa, sumsum pada ráhang bawah dan ráhang atas biasanya berIemak, tetapi jaringan hématopoietik ditemukan pada témpat tertentuk misalnya daérah gigi molar ráhang atas, daerah periradikuIar gigi premolar.4 G. FISIOLOGI TULANG ALVE0LAR Prosesus alveolar térdiri dari tulang yáng dibentuk dari foIikel gigi (alveolar bone tissue proper) dan sel sel lain yang independen pada pertumbuhan gigi. Fungsi utama dari tulang alveolar adalah mendistribusikan serta sebagai kekuatan penyangga gigi yang ditimbulkan, contohnya pengunyahan makanan serta kontak gigi lain.6 Fungsi tulang alveolar secara umum antara lain: 1. Membentuk tulang soket untuk menahan akar tulang sama halnya dengan menempelnya dengan ligamen periodontal 2.

Tempat menempelnya otot 3. Membentuk kerangka sumsum tulang 4. Bertindak sebagai penyimpanan ion (khususnya kalsium) 5.

Komponen biologi yang terpenting adalah plastisi, memungkinkan penyesuaian bentuk sesuai tuntutan fungsional. Komponen ini sangat penting untuk pergerakan gigi orthodontik.2 Pada tulang alveolar sebenarnya, osteosit dalam tulang yang mengapur terletak dalam ruang oval yang disebut lakuna, yang saling berhubungan dengan kanakuli. Sistem kanal inilah yang membawa nutrien ke dalam osteoid dan membuang hasil metabolik yang tidak berguna.3 Di tulang alveolar pendukung, pada tulang spons juga ditemukan kanal nutrien. Kanal ini berisi pembuluh - pembuluh dan saraf - saraf.

Kanal ini biasanya berakhir pada krista alveolar pada foramina kecil kecil. Melalui foramina inilah pembuluh dan saraf masuk ke gingiva.3 DAFTAR PUSTAKA 1. Avery T Wayne.2002. Mouth Advancement and Histology third version.

Thieme.227 - 229 2. Chatterjee, Kabita. Essential of Mouth Histology.

Jaypee Brothers Medical Distribution. Garna Firena Dévy, drg.

Resorpsi TuIang Alveolar pada Pényakit Periodontal. Universitas Sumatéra Utara.

1-4 Grossman, Louis I actually. 1995.Ilmu Endodontik Dalam Praktek.Jakarta: EGC.62-64 Harty F.J, Ogston R. Kamus Kédokteran Gigi. Jákarta: EGC.

Lindhe, Jan, Thorkild, Karring, Niklaus G. Clinical Periodontology and Implant Dentistry 4th ed, Blackwell Munksgaard, A.Blackewell Posting Firm 34-43. Masthan, Kmk.2010. Book of Human Dental Embryology, Anatomu, PhysioIogy, Histology and Teeth.Jaypee Siblings: 83-87.

Posted :